Kelangkaan Gas Elpiji 3KG Diduga Pengalihan Isu PIK 2: Publik Menuntut Transparansi

Kabupaten Tangerang | SUARAGEMPUR.COM – Kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3KG kembali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Antrean panjang di pangkalan dan harga yang melambung di tingkat pengecer menjadi fenomena yang sulit diabaikan. Situasi ini semakin pelik ketika dugaan adanya motif di balik kelangkaan mulai mencuat, terutama terkait dengan isu kontroversial pembangunan pagar laut sepanjang 30,1 km di kawasan PIK 2, Kabupaten Tangerang.

Publik menduga kelangkaan ini bukan sekadar akibat faktor distribusi atau peningkatan permintaan, melainkan bagian dari strategi pengalihan isu. Proyek di PIK 2 sebelumnya menuai kritik tajam lantaran dianggap berpotensi merugikan nelayan serta memicu masalah lingkungan. Namun, isu tersebut seolah meredup seiring meningkatnya kepanikan akibat langkanya gas bersubsidi.

Rustam Efendi, S.H., M.H., seorang pakar hukum dan kebijakan publik, menilai bahwa ada indikasi kelangkaan gas ini bisa menjadi alat pengalihan isu.

“Dalam berbagai peristiwa, kita sering melihat pola di mana isu yang menjadi perhatian publik tiba-tiba tergeser oleh permasalahan lain yang lebih menyentuh kehidupan sehari-hari. Tidak menutup kemungkinan kelangkaan gas ini memiliki kaitan dengan upaya meredam sorotan terhadap proyek pembangunan pagar laut di PIK 2,” ujarnya. Rabu (05/02/2025)

Rustam menegaskan bahwa pemerintah dan pihak terkait harus segera memberikan klarifikasi transparan terkait penyebab kelangkaan gas ini. Jika tidak, spekulasi liar akan semakin berkembang dan dapat memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Selain itu, ia menekankan pentingnya langkah cepat dan strategis untuk memastikan pasokan gas elpiji bersubsidi tetap stabil.

Sementara itu, di sisi lain, proyek pembangunan pagar laut sepanjang 30,1 km di PIK 2 harus tetap menjadi perhatian publik. Jangan sampai masyarakat terkecoh dengan isu lain sehingga melupakan dampak dari proyek yang masih menyisakan berbagai pertanyaan, terutama terkait akses publik dan kebijakan tata ruang.

Kini, masyarakat menantikan langkah konkret dari pemerintah. Apakah kelangkaan gas ini benar-benar terjadi karena faktor distribusi dan meningkatnya permintaan, atau ada motif lain yang lebih besar di baliknya? Kejelasan dari pihak berwenang menjadi hal yang sangat dinanti guna meredakan kegelisahan publik dan memastikan hak masyarakat tetap terjaga.

Redaksi : suaragempur.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Copy