H. Dedi Kurniadi Kini Centang Satu, Wartawan Gagal Hubungi — Dugaan Menghindar Konfirmasi Mencuat

SUARAGEMPUR.COM | Tangerang – Polemik dugaan wanprestasi yang melibatkan H. Dedi Kurniadi, SE, mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Tangerang, kembali mencuat ke publik. Perhatian kini tertuju pada perubahan status komunikasi yang menunjukkan hanya centang satu pada pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh awak media, menandakan pesan tidak diterima atau kemungkinan besar telah diblokir oleh penerima, Sabtu (19/7/2025).

Perubahan ini memunculkan dugaan bahwa H. Dedi tengah menghindari upaya konfirmasi dari pihak media, khususnya terkait persoalan tunggakan pembayaran proyek pembangunan rumah yang telah berlangsung sejak tahun 2021.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh redaksi, proyek pembangunan rumah berlokasi di kawasan Green Savana Blok N10 No. 5, CitraRaya Panongan, Tangerang, dikerjakan oleh Usep Syaefullah, SE, berdasarkan perjanjian tertulis dengan nilai kontrak sebesar Rp.114.665.000. Namun, hingga saat ini, Usep mengaku baru menerima pembayaran sebesar Rp.50.000.000, menyisakan kekurangan sebesar Rp.64.665.000.

Dalam salinan perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dibubuhi materai, tertera skema pembayaran bertahap yang menjadi tanggung jawab pihak pertama, yakni H. Dedi Kurniadi. Namun pembayaran dikabarkan terhenti pada tahap kedua, dan tidak ada tindak lanjut sejak saat itu.

Upaya konfirmasi telah dilakukan oleh wartawan suaragempur.com melalui sejumlah saluran komunikasi. Awalnya, pesan WhatsApp masih menunjukkan tanda terkirim (centang dua), namun kini hanya terlihat centang satu, sementara panggilan telepon pun tak kunjung dijawab. Informasi yang dihimpun dari warga sekitar menyebutkan bahwa kediaman Dedi di CitraRaya Panongan kini tampak kosong dan tidak lagi dihuni.

Menanggapi perkembangan ini, aktivis sosial, Muhamad Hariri, menyayangkan sikap tidak kooperatif yang ditunjukkan oleh Dedi Kurniadi.

“Kebetulan saya bersama rekan media saat mencoba menghubungi yang bersangkutan. Awalnya pesan WhatsApp masih centang dua, meskipun tidak pernah direspons. Sekarang malah centang satu terus. Sulit memastikan apakah nomornya telah diganti, dinonaktifkan, atau memang sengaja memblokir kontak,” ujar Hariri, Jumat (19/7).

Ia menilai, apabila tudingan ini benar adanya, maka tindakan tersebut mencoreng citra pribadi serta kredibilitas profesional Dedi yang sebelumnya pernah memegang posisi strategis di Kadin.

Sementara itu, Usep Syaefullah, SE, selaku pihak yang merasa dirugikan, menilai tindakan diam dan menghilang justru memperkeruh suasana.

“Jika memang ada niat baik, seharusnya komunikasikan. Ini bukan hanya soal uang, tapi tentang komitmen, tanggung jawab, dan nama baik. Saya hanya menuntut penyelesaian sesuai yang sudah disepakati,” tegas Usep.

Hingga berita ini dipublikasikan, redaksi belum menerima keterangan resmi dari pihak H. Dedi Kurniadi. Media ini tetap membuka ruang konfirmasi dan klarifikasi apabila yang bersangkutan bersedia memberikan tanggapan.

Reporter : Napoleon Juliansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Copy